Manajemen Kompensasi
A. Konsep Dasar
Manajemen Kompensasi
Kompensasi merupakan komponen
penting dalam penciptaan suatu manajemen yang efektif dan kondusif. Kompensasi
adalah bagian dari manajemen. Sistem kompensasi yang baik dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap keberhasilan bisnis. Kompensasi merupakan
sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada
perusahaan. Kompensasi juga merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan
dan kesetiaan dalam bisnis.
Di beberapa perusahaan sering
terjadi protes dalam bentuk demo para karyawan menuntut kenaikan gaji atau
upah? Seolah tidak peduli dengan masalah krisis finansial global, para
karyawan merasa berhak untuk menuntut kompensasi sesuai dengan jasa yang sudah
dikeluarkannya. Faktor yang menyebabkannya antara lain dalam hal ketidak-puasan
tentang manajemen kompensasi yang diterapkan perusahaan. Manajemen
kompensasi dinilai tidak memberikan efek pada kesejahteraan karyawan.
Pada gilirannya motivasi karyawan menurun dan ini akan mengakibatkan
produktifitas kerja atau kinerja mereka berada di bawah standar
perusahaan.
Suatu organisasi akan selalu
berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Namun hal ini harus
disesuaikan dengan kondisi lingkungan organisasi, baik di dalam dan di luar
organisasi. Pengaturan kompensasi merupakan faktor penting untuk menarik dan
mempertahankan tenaga kerja. Kompensasi dapat berbentuk Finansial dan
Non-Finansial.
Tujuan manajemen Kompensasi secara
umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan
keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan
eksternal.
Tujuan manajemen Kompensasi;
1. Memperoleh SDM yang berkualitas
2. Mempertahankan Karyawan yang ada
3. Menjamin Keadilan
4. Penghargaan terhadap perilaku yang
diinginkan
5. Penghargaan terhadap perilaku yang
diinginkan
6. Mengendalikan Biaya
7. Mengikuti aturan hokum
8. Memfasilitasi Pengertian
9. Meningkatkan Efisiensi Administrasi
B. Peranan
Kompensasi Bagi Manajemen
Kompensasi bagi manajemen terdiri
dari gaji, bonus, dan fasilitas, yang diberikan kepada manajemen sebagai
imbalan terhadap waktu, tenaga, dan fikiran yang dicurahkannya kepada
perusahaan.kompensasi dapat dibedakan menjadi dua: kompensasi resmi (kompensasi
yang diberikan oleh perusahaan) dan kompensasi tidak resmi (kompesasi yang
diterima dari rekan kerja, misalnya, pengakuan tentangkehebatannya. Kompensasi
yang diatur secara taktis dapat membantu timbulnya keselarasan tujuan antara
manajemen dengan pemilik. Selain itu kompensasiyang menarik juga berperan dalam
usaha merekrut tenaga yang cakap, karena tenaga yang cakap mengingikan
kompensasi yang tinggi. Peranan kompensasi yang lain adalah untuk
mempertahankan tenaga yang cakap. Kalau kompensasi tidak diusahakan menarik,
maka besar kemungkinannya manajemen akan pergi keperusahaan lain yang
kompensasinya menari.
C. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kompensasi
Kompensasi atau juga disebut dengan
remuneration dapat saja berbentuk financial dan nonfinansial yang pada intinya
adalah penghargaan atas jasa seorang pegawai pada organisasinya.
Komponen-komponen kompensasi: Upah, Gaji, Insentif, dan fringe benefit.
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi :
Selanjutnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi :
- Kebenaran dan keadilan; pemberian kompensasi disesuaikan dengan kemampuan, kecakapanm pendidikan dan jasa yang telah ditunjukkan kepada organisasi. Dengan demikian setiap pegawai dapat merasakan bahwa organisasi telah menghargai jasanya.
- Dana organisasi; suatu organisai dalam memberikan kompensasi kepada pegawainya harus disesuaikan dengan kemampuan dana yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Olehkarena itu organisasi harus dapat menghimpun dana sebanyak mungkin melalui prestasi kerja yang ditunjukkan oleh para pegawai. Sehingga dengan prestasi yang terus meningkat maka organisasi akan mendapatkan banyak keuntungan.
- Serikat Karyawan; serikat karyawan merupakan symbol kekuatan karyawan dalam menuntut perbaikan nasib, yang perlu mendapatkan perhatian. Serikat karyawan yang ada pada suatu organisasi akan berfungsi sebgai alat kontrol dalam penetapan kompensasi.
- Produktifitas kerja; semakin tingginya tingkat produktifitas seorang pegawai maka hal ini akan menjadi pertimbangan bagi organisasi untuk memberikan kompensasi. Karena produktifitas merupakan salah satu indikator prestasi kerja pegawai.
- Biaya hidup; organisasi juga harus memperhatikan biaya hidup karyawan beserta keluarganya. Artinya perlu adanya penyesuaian pemberian kompensasi dengan biaya hidup. Namun demikian ini merupakan hal yang cukup sulit untuk menentukan biaya hidup seseorang. Ini disebabkan oleh sifatnya sangat relative, oleh karena itu perlu sangat sulit untuk menentukan hidup yang layak tersebut.
- Pemerintah; selaku pengayom masyarakat perlu ikut campur dalam penentuan kompensasi bagai seorang pekerja. Pemerintah harus membuat peraturan dan perundang-undangan untuk dlaam menentukan kompensasi.
D. Prinsip –
Prinsip dalam Penerapan Manajemen Kompensasi
Keterkaitan kompensasi dengan
kinerja karyawan sangatlah siginifikan. Semakin tinggi kompensasi semakin
tinggi tingkat kepuasan kerja karyawan; ceteris paribus. Derajat kepuasan yang
semakin tinggi akan semakin meningkatkan motivasi karyawan dalam meraih
kinerja yang tinggi. Jika dikelola dengan baik, kompensasi membantu
perusahaan untuk mencapai tujuan dalam memperoleh, memelihara, dan menjaga
karyawan dengan optimum. Sebaliknya tanpa kompensasi yang cukup, karyawan yang
ada tidak saja mengekspresikan diri mereka dalam bentuk protes keras dan mogok
kerja, tetapi juga sangat mungkin meninggalkan perusahaan. Pertanyaannya
mengapa tidak semua perusahaan mampu memberikan kepuasaan maksimum kepada
karyawannya.
Dalam penerapannya maka manajemen
kompensasi memiliki prinsip-prinsip;
- Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam perusahaan;
- Setiap pekerjaan karyawan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan kinerja;
- Mempertimbangkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan; dan
- Sistem kompensasi yang baru harus dapat membedakan karyawan yang berprestasi baik dan tidak dalam golongan gaji yang sama.
Agar tujuan perusahaan dan harapan
serta aspirasi individual terujud sesuai harapan maka dalam sistem
penghargaan atau kompensasi, yang idealnya merupakan kesepakatan pihak
manajemen dan karyawan, perusahaan perlu menyediakan kebijakan yang meliputi:
- Tingkat kompensasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup layak karyawan;
- Keadilan dengan pasar kerja eksternal;
- Keadilan internal sesuai dengan kondisi perusahaan;
- Perlakuan pada individu karyawan dan perusahaan berada dalam keseimbangan atau win-win result; dan sosialisasi dan internalisasi manajemen kompensasi ke seluruh karyawan (manajemen dan non-manajemen) untuk memperkecil konflik.
Untuk menjembatani jurang antara
kepentingan perusahaan di satu pihak dan pihak lain kepentingan karyawan maka
perusahaan perlu menerapkan manajemen kompensasi yang layak. Maksudnya adalah
untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan strategi bisnisnya dan menjamin
terjadinya keadilan kompensasi berbasis pertimbangan faktor-faktor internal dan
eksternal. Keadilan internal menjamin bahwa permintaan posisi kompensasi
(finansial dan non-finansial) seperti gaji dan upah serta kualifikasi seseorang
dalam bidangnya yang lebih tinggi akan dipenuhi sesuai dengan perilaku dan
kinerjanya. Dan ini tentunya juga dengan mempertimbangkan faktor eksternal yang
menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan bakal dikompensasi secara adil dengan
membandingkannya dengan pekerjaan yang sama di pasar kerja.
E. Penerapan
Manajemen Kompensasi yang Adil dan Efektif
Keadilan di dalam manajemen
kompensasi dikenal dengan istilah equity theory. Organisasi memberikan
kompensasi kepada pegawainya adalah dengan tujuan untuk memotivasi pegawainya
agar dapat bekerja lebih baik. Organisasi tidak hanya harus memiliki system
yang wajar dan adil, tetapi lebih dari pada itu system tersebut harus
dijelaskan kepada pegawainya. Adapun keadilan di dalam manajemen kompensasi
yaitu; External Equity dan Internal Equity.
External Equity adalah yang
berhubungan dengan gaji yang mereka terima serupa dengan pasar tenaga kerja di
mana mereka bekerja. External Equity ini adalah membandingkan pegawai yang
serupa diantara organisasi yang sebanding. Dua syarat untuk membandingkan yang
harus dipenuhi 1) pegawai yang dibandingkan harus sama dan serup, 2) organisasi
yang diurvey sebaiknya serupa,baik dari ukuran, bidang, misi, sektor.
Apakah sistem kompensasi yang adil
merupakan keharusan. Jika organisasi ingin bergerak dengan kemampuan sepenuhnya
yang digerakkan oleh individu/manusia didalamnya, sistem kompensasi yang adil
sudah harus menjadi keharusan/kewajiban utama. Apa saja yang bisa diperoleh
organisasi dengan sistem kompensasi yang adil. berikut adalah keuntungannya
:
- Sistem kompensasi yang didisain dengan adil dan baik, memberikan dampak positif dalam efisiensi dan hasil kerja setiap karyawan/individu didalamnya.
- Sistem kompensasi yang adil mendorong karyawan untuk memberikan kinerja melebihi standar normal
- Sistem kompensasi yang adil membantu proses evaluasi jabatan (Job Evaluation), yang lebih realistis dan dapat dicapai (achievable).
- Sistem kompensasi tersebut mampu diaplikasikan ke dalam setiap tingkat jabatan di dalam organisasi
- Sistem memberikan keseimbangan kerja dan kehidupan(work-life balance). Sistem tidak memberikan hukuman kepada karyawan untuk sesuatu yang diluar kendali, dan juga tidak akan mengeksploitasi karyawan.
- Sistem kompensasi akan meningkatkan moral kerja karyawan, produktifitas dan kerjasama antar karyawan, selain memberikan kepuasan kepada karyawan.
- Sistem kompensasi yang adil membantu manajemen dalam memenuhi dan menghadapi aksi karyawan.
- Sistem kompensasi yang adil membantu penyelesaian yang memuaskan kedua pihak bila terjadi selisih antara serikat pekerja dan manajemen.
- Sistem kompensasi yang adil memberikan dorongan dan kesempatan bagi karyawan untuk berkinerja dan memberikan hasil lebih baik dari sebelumnya.
Internal Equity adalah keseimbangan
antara masukan yang dibawa individu dalam sebuah sistem kepegawaian dengan
hasil yang dicapai. Masukan pegawai dapat berupa; pengalaman, pendidikan,
keahlian, upaya & waktu kerja. Sedangkan keluaran berupa; gaji, tunjangan,
pengakuan, dan imbalan. Internal Equity juga berarti tingkat gaji yang
patut/pantas dengan nilai pegawai internal bgai suatu organisasi. Intinya
adalah system kepegawaian di dalam suatu organisasi.
Sistem Kompensasi sebaiknya
dilakukan sebagai berikut:
1.
Bersaing (competitive)
2.
Mengakui karyawan sebagai “Income Producing Assets”
3.
Jangan terpengaruh oleh praktek akuntansi yang menganggap gaji dan upah sebagai
“liabilities”
4.
Kompensasi harus mendukung manajemen produktivitas
5.
“Payroll Cost” harus dikelola dan dikaitkan dengan keberhasilan bisnis
6.
Diketahui perincian pembayaran kempensasi sebagai:- Direct cost - Opportunity
cost: profit sharing- Investment Return: insentive bagi karyawan yang
melebihi standar- Cost Reduction Spending: pembayaran “Performance Award” yang
lebih rendah dari “Performance Improvement”.
Posisi kompensasi dalam membangun
perusahaan yang sehat selalu berada pada kondisi yang rumit. Artinya jika
dilihat dari besarannya hampir mungkin karyawan tidak pernah mengatakan manfaat
kompensasi yang diterimanya sudah maksimum. Selalu dikatakan derajat kepuasaan
yang diperolehnya sekedar dalam rentang kurang sampai cukup puas atau
pas-pasan. Di sisi lain perusahaan tidak mudah untuk segera memenuhi kebutuhan
karyawan yang semakin besar dan bervariasi. Persoalannya terletak pada
pertimbangan penentuan kompensasi yang tidak sederhana dan mudah diputuskan.
Penentuan besaran kompensasi sangat dipengaruhi kondisi internal dan eksternal
perusahaan. Kondisi kesehatan finansial dan profitabiliti perusahaan sangat
menentukan kemampuan perusahaan dalam memberi kompensasi yang layak. Selain itu
juga sangat dipengaruhi oleh tekanan-tekanan luar seperti peraturan pemerintah,
pasar kerja, pasar komoditi, krisis ekonomi global, dan tantangan kompensasi
internasional.
Melihat keuntungan besar dari sistem
kompensasi yang adil seperti uraian diatas, maka sudah menjadi keharusan bagi
organisasi, baik skala kecil sampai besar untuk dapat menerapkan sistem
kompensasi yang adil bagi karyawannya.
0 komentar:
Posting Komentar