BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pemanasan global
(global warming) yang semakin meningkat akhir-akhir ini menjadi masalah serius
bagi seluruh manusia. Hal ini disebabkan karena efek gas rumah kaca yang
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu bumi yang semakin panas serta
mencairnya gunung es yang ada di kutub yang menyebabkan permukaan air laut
menjadi naik. Masalah ini sangat berdampak bagi kehidupan manusia jika tidak
segera ditangani.
Dampak dari global
warming membuat masyarakat di seluruh dunia menjadi sadar akan pentingnya
mengubah pola hidup menjadi konsep ekonomi lingkungan. Dari sinilah muncul
suatu gagasan yaitu era Carbonomics dan kemudian menjadi era Carbonaccounting
(Akuntansi Karbon). Gagasan ini memunculkan suatu gagasan yang kemudian disebut
dengan Protokol Kyoto. Protokol Kyoto adalah suatu persetujuan yang sah antara
negara-negara industri untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Tujuannya adalah
untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca seperti karbon
dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksaflourida, HFC dan PFC. Salah satu
isi dari Protokol Kyoto adalah mengakuai suatu sistem perdagangan karbon.
Dimana jumlah batas akumulasi emisi karbon dalam suatu wilayah tidak boleh
melebihi jumlah batas akumulasi maksimal dari yang telah ditetapkan
(Ratnatunga, 2007).
Jika perusahaan tertentu
dalam memproduksi barang atau jasa menghasilkan gas emisi kurang dari batas yang
telah ditetapkan, mereka memiliki nilai kredit. Sebaliknya, jika suatu
perusahaan melebihi ambang ketetapan gas emisi, ,mereka dapat membeli kredit
dari perusahaan yang memiliki emisi dibawah ambang ketetapan.
Oleh sebab itu
dikembangkanlah suatu perekayasaan akuntansi yang dinamakan akuntansi karbon
sebagai langkah untuk mengurangi dampak pemanasan global (global warming) yang
semakin meningkat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
AKUNTANSI KARBON
Akuntansi Karbon adalah suatu proses yang dilakukan untuk
mengukur jumlah setara karbon yang dipancarkan oleh suatu entitas. Untuk itu
dikembangkanlah suatu paradigma carbonaccounting untuk membatasi emisi yang dihasilkan
oleh suatu entitas yang menyebabkan pemanasan global. Pemanasan global yang
semakin meningkat memunculkan keprihatinan dari masyarakat dunia untuk
bertindak nyata dalam mengatasi hal tersebut, untuk itu diharapkan akuntansi
karbon menjadi motor penggerak bagi pencegahan global warming. Kunci utama dari
akuntansi karbon adalah emisi gas rumah kaca khusunya gas CO2 yang
merupakan gas terbesar yang dihasilkan oleh penduduk dunia. Dengan adanya
paradigma akuntansi karbon lahirlah protocol Kyoto yang salah satu isinya
adalah menetapkan standar emisi suatu entitas. Jika mekanisme yang tertuang
dalam protocol Kyoto dijalankan dengan baik, maka akan terciptanya sistem
perdagangan karbon yang jelas, penyerapan emisi serta batas emisi karbon. Hal
ini sangat bertujuan untuk mencapai paradigma akuntansi karbon untuk
meminimalisasi dampak dari global warming.Ada enam gas emisi rumah kaca yang
menyebabkan global warming seperti karbon dioksida, metan, nitrous oxide,
sulfur heksaflourida, HFC dan PFC. Namun gas yang sangat terkait langsung
dengan kegiatan manusia adalah gas karbon dioksida (CO2). Terkait
dengan hal itu protok Kyoto melakukan pembatasan investasi emisi CO2 yang
rendah. Terkait dengan dikembangkannya gagasan tersebut maka akan berdampak
pada berbagai profesi, salah satunya profesi akuntansi. Era akuntansi karbon
akan berkembang jika didukung oleh suatu sistem dan perekayasaan akuntansi yang
memadai. Inilah makna penting dalam paradigma akuntansi karbon dalam
pengembangan perekayasaan akuntansi untuk mengatasi kecemasan masyarakat dunia
terhadap dampak global warming
B.
PERHITUNGAN
AKUNTANSI KARBON
Seiring dengan
dikembangkannya paradigma Akuntansi Karbon (Carbonaccounting) diperlukan suatu
sistm perhitungan Akuntansi Karbon. Di Indonesia belum memiliki suatu
perhitungan akuntansi karbon secara nasional. Salah satu sistem perhitungan
akuntansi karbon yang diakui oleh PBB adalah NCAS (National Carbon Accounting
System). NCAS adalah suatu sistem terdepan yang digunakan untuk menghitung gas
emisi rumah kaca yang berbasis lahan. NCAS berdiri pada tahun 1998 yang
bertugas sebagai penyedia sistem akuntansi, prakiraan dan perencanaan mengenai
emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar