twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Review Journal "Board Of Commisioner Duality Role, Governance and earnings Managemen of Initial Public Offerings in Indonesia”



Berdasarkan Jurnal “ Board Of Commisioner Duality Role, Governance and earnings Managemen of Initial Public Offerings in Indonesia” mengamati tentang peran dewan komisaris dan manjemen laba suatu perusahaan terhadap penawaran perdana saham (IPO) di Indonesia. Penelitian ini dilakukan oleh Tatang Ari Gumanti dan Widi Prasetiawati yang mengambil populasi penelitian semua perusahaan yang melakukan IPO di BEI pada tahun 2000-2006. terdapat 112 perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana di BEI. Sebanyak 41 perusahaan yang tergolong dalam sektor keuangan dan real-estate / property dikeluarkan dari sampel. Tiga perusahaan dikeluarkan karena tidak memiliki laporan keuangan tiga tahun berturut-turut di prospektusnya. Perusahaan yang tidak memiliki cukup jumlah dalam hal sektornya dikeluarkan, yaitu sebanyak tiga perusahaan. Tiga perusahaan dengan nilai DCA yang ekstrim tidak dimasukkan dalam analisis dan dua perusahaan dengan ekuitas negative juga dikeluarkan. Sampel penelitian akhirnya berjumlah 60 perusahaan.
Manajemen laba seperti yang dipaparkan dalam jurnal tersebut terjadi ketika manajemen menggunakan pertimbangan dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi-transaksi untuk menggambarkan sesuatu yang menyesatkan kepada stakeholders atas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999). Perusahaan cenderung menciptakan suatu kondisi dimana perusahaan tersebut terlihat bagus dimata para investor. Hal inilah yang menjadi penyebab dimana perusahaan melakukan manajemen laba. Manajemen laba cenderung terjadi sebelum penawaran saham perdana atau (IPO). Hal ini penting bagi perusahaan tersebut karena akan mempengaruhi investor potensial untuk mengambil keputusan di bursa terkait dengan nilai perusahaan waktu dilepasnya saham perdana di bursa efek.
Salah satu dari internal perusahaan yang berperan dalam penentuan manajemen laba adalah dewan komisaris. Namun dalam praktiknya, ada perusahaan yang memiliki dewan komisaris yang juga sebagai dewan direksi. Artinya, dewan komisaris yang bersangkutan memiliki peran ganda dalam perusahaan. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, yaitu sebagai dewan komisaris yang bersangkutan berperan sebagai pengawas, tetapi sebagai dewan direksi yang bersangkutan berperan sebagai pelaksana yang harus diawasi. Akibatnya, ada pertanyaan apakah perusahaan yang memiliki dewan komisaris yang berperan ganda akan dapat secara efektif melakukan pengawasan termasuk mengurangi potensi praktik manajemen laba.

Dalam pengukuran penelitian manajemen laba pada jurnal tersebut menggunakan cross sectional modified jones dengan mengestimasi current accrual dan non-discrectionary current accruals berdasarkan tiap sub-sektor tahun tertentu menggunakan data laporan tahunan. Pengujian hipotesis menggunakan uji beda rata-rata sampel independent (t-test independent samples) karena sampel yang terpilih akan dikelompokkan sesuai dengan ada tidaknya dualitas peran dewan komisaris dan ada tidaknya dewan komisaris independen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki dewan komisaris ganda nilai discretionary accruals nya sebesar 0,019 mendekati nol dan lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak memiliki dewan komisaris ganda dengan nilai discretionary accruals nya sebesar -1,587. Artinya nilai discretionary positif menyiratkan perusahaan dengan dualitas peran cenderung melakukan income increasing discretionary accruals, sedangkan nilai discretionary negatif menyiratkan perusahaan tanpa dualitas peran cenderung melakukan income decreasing discretionary accruals.
Dari 60 perusahaan yang dilakukan penelitian terdapat 21 perusahaan  memiliki komisaris independen dengan rata-rata discretionary accruals sebesar 0,019 mendekati nol  dan 38 perusahaan tidak memiliki komisaris independen sebesar – 0,599 mendekati nol. Artinya keberadaan komisaris independen cukup berperan dalam hal menekan manajemen laba.
Dari penelitian tersebut disimpulan bahwa dualitas peran dewan komisaris yang terbukti justru mengurangi derajad manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Keberadaan komisaris independen di dalam struktur dewan komisaris perusahaan mampu mengurangi derajad manajemen laba. Artinya, ada unsur positif atas keberadaan komsiaris independen sebagai pihak yang menjalankan fungsi kontrol pada perusahaan. Selain itu ditemukan bahwa perusahaan yang melakukan penawaran perdana cenderung melakukan upaya menurunkan laba yang dilaporkan. Bukti ini tentu bertentangan dengan sejumlah penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa perusahaan yang akan go public cenderung menaikkan laba yang dilaporkan
Di dalam penelitian tersebut juga dapat diidentifikasi beberapa kelemahan yang bisa menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. Pertama,  penelitian tersebut berbasis sample dan menggunakan metode purposive sampling, sehingga hasil penelitian lebih banyak akan berlaku secara spesifik pada sampel dengan karakteristik yang sama. Penelitian yang akan datang dapat memperbesar sampel dengan mengurangi persyaratan dalam penentuan sampel perusahaan. Kedua, penggunaan model estimasi discretionary accruals berbasis cross section membuat tidak ada perbandingan antar periode yang kuat atas sampel yang digunakan dalam penelitian. Dalam konteks IPO, hal tersebut memang lebih tepat digunakan karena estimasi berbasis time series tidak memungkinkan mengingat keterbatasan data. Ketiga, penelitian ini hanya meneliti pengaruh dewan komisaris dari tiga karakteristik, yaitu dualitas peran dewan komisaris, ukuran (jumlah), dan keberadaan dewan komisaris independen, sehingga tidak dapat dijadikan acuan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris terhadap perubahan praktik manajemen laba.

0 komentar:

Posting Komentar